Saturday, May 3, 2014

Unlimited Power: Sebuah Revolusi Energi


Dulu saya tak pernah membayangkan adanya sumber energi “abadi” semacam ini. Jikalau terbayang, hanyalah dalam dongeng Iron Man atau pesawat luar angkasa berbahan bakar nuklir. Itu dulu!

Sebut saja Denny Prianto, lulusan STM di Purwokerto yang gemar berselancar dan belajar dari dunia internet menemukan fakta bahwa ada sumber energi abadi yang bersih dan murah. Tentu saja bersih dan murah dibanding dengan nuklir yang beresiko tinggi. Tiga hari yang lalu Denny mempresentasikan hasil penelitiannya itu di ruang Barak Kopkun. Mudahnya, kita sebut dengan generator listrik berbasis magnet.

Memang gagasan Denny tidaklah baru. Ia peroleh dari situs perusahaan Lutec – Australia. Namun yang menarik adalah usaha dia untuk menelaah dan mencoba temuan Lutec tersebut bersama teman-temannya. Ia menjelaskan, “Cara kerja alat ini sangat sederhana, yakni berdasar prinsip bahwa kutub magnet sejenis akan tolak-menolak dan sebaliknya. Efek tolak-menolak itu yang jika kita kelola sedemikian rupa akan menggerakan rotor”, begitu jelasnya di depan forum.

Ilustrasi sederhananya, buatlah lingkaran dengan delapan sampai dua enam belas magnet di sekelilingnya. Seluruh kutub utara/ selatan hadapkan ke dalam lingkaran. Kemudian, di tengah lingkaran tersebut pasanglah rotor (as dan tuas yang dapat bergerak 360 derajat) yang dilekati magnet. Sampai titik ini, magnet akan diam karena kutub selatan magnet rotor tertarik oleh kutub utara magnet yang melingkar. Agar dia bergerak, tutuplah sisi magnet rotor dengan shielding yang hanya memberikan beberapa sentimeter saja daya magnet bekerja. Dengan adanya shielding, maka magnet rotor akan berputar akibat daya tolak dari magnet lingkaran (stator).

“Perlu dicatat”, katanya, “magnet akan terus berputar tiada henti sampai daya tolak magnet itu habis”. Nah, pada magnet yang berkualitas wahid, daya magnet sebuah magnet mencapai 400 tahun. Kemudian, bagian bawah rotor dilengkapi dengan kumparan tembaga yang berfungsi sebagai generator listrik. Pada titik itulah, generator berbasis gaya tolak antarmagnet kita peroleh. Dan, sekali lagi, mencapai 400 tahun. “Abadi”, bukan?

Gagasan brilian ini sebenarnya sudah mulai diteliti semenjak abad 18 oleh M. Faraday dan juga oleh Leonardo da Vinci. Sedangkan Lutec sendiri mencapai sukses pada tahun 2008 setelah enam tahun lamanya melakukan penelitian-percobaan. Saat ini Lutec mampu membuat generator listrik itu berkekuatan 24.000 watt/ hari. Artinya sama dengan generator listrik yang dapat menerangi 24 rumah dengan fasilitas lengkap: teve, kulkas, lampu dan seterusnya.

Denny juga sudah mendownload beberapa film percobaan generator itu. Ketika menontonnya, saya tertegun dan merinding. Ya, karena revolusi energi sedang terjadi. Visi tentang sumber energi yang abadi, murah dan bersih bukanlah mimpi, melainkan kenyataan. Saya juga tertegun mengapa hal ini tak pernah terdengar di pembicaraan mengenai energi alternatif dari bahan bakar minyak bumi (fosil). Ya, seringkali pembicaraan energi alternatif hanya berujung pada: mikro-hidro, panas bumi, nuklir, matahari, kincir angin, minyak jarak dan sebagainya. Wacana generator magnet ini sama sekali tak tersentuh di beberapa diskusi energi alternatif.

Jujur saya curiga, jangan-jangan ada jejaring kuasa-modal yang dengan meyakinkan telah membungkam gagasan brilian ini. Tentu saja dalam rangka memonopoli sumber energi (fosil). Bilamana ada penelitian-pengembangan generator listrik berbasis magnet ini dilakukan, misal, oleh lembaga sebesar NASA maka apa yang akan terjadi adalah tutupnya perusahaan-perusahaan minyak dan listrik.

Ada fakta yang mencengangkan bahwa seorang peneliti generator listrik ini, M. Nujent dipenjara karena kerja kreatifnya. Ini merupakan fakta bahwa jejaring kuasa-modal akan senantiasa mengontrol dan memanfaatkan peluang dari isu kelangkaan energi demi meraup keuntungan tertentu. Sehingga penelitian-penelitian alternatif semacam ini hanya bergerak di lingkaran marginal pada komunitas-komunitas kreatif tertentu.

Pun, sekenario lain mungkin terjadi, jangan-jangan beberapa lembaga riset negeri adikuasa sudah mengetahui dan sedang mengembangkan hal ini. Mereka akan mempublikasikan dan menjualnya (paten) saat sumber energi fosil benar-benar sudah menipis. Artinya, rezim hak cipta/ paten akan meneguhkan kembali modus monopoli energi.

Sebelum hal itu terjadi, maka kita perlu memenangkan opini publik bahwa energi murah dan bersih bagi publik adalah mungkin. Pusat kuasa-modal perlu kita gembosi agar cengkeramannya dapat diperlemah. Saat rezim hak cipta/ paten menginterupsi, atas nama keadilan produksi-distribusi-konsumsi generator listrik berbasis magnet harus diupayakan dimiliki oleh publik. Saya membayangkan pengetahuan generator ini separalel dengan Linux yang terbuka dan dapat dikembangkan oleh berbagai orang/ komunitas demi kemanusiaan itu sendiri.

Tentu saja ini merupakan ikhtiar besar-panjang. Namun sebesar apapun sebuah usaha, selalu dimulai dari hal kecil. Nah, saya kira apa yang dilakukan Denny Prianto merupakan usaha kearah sana. Dalam konteks itu, saya mendukung upaya penelitian, pengembangan dan kampanye lebih jauh. Dan saya berdoa, semoga Anda juga tertarik untuk membantu upaya itu.

Saya merinding membayangkan di suatu tempo listrik dapat diakses oleh masyarakat, sekurang-kurangnya murah. Listrik murah, bersih dan berkesinambungan. Sebuah visi yang sebelumnya tak terpikirkan. Saya merinding dan ingin sekali memaki para rezim/ tiran yang berusaha menghalang-halangi usaha ke arah sana. “Brengsek!” []

source : http://www.firdausputra.com/2009/12/unlimited-power-sebuah-revolusi-energi.html

No comments:

Post a Comment