Friday, May 9, 2014

Banjir Besar Nuh Versi Legenda Kasdim

Ada dua cerita tentang banjir besar Nuh dalam versi legenda orang-orang Kasdim, bahkan legenda dari seluruh dunia juga menceritakan kisah yang sama. Legenda banjir besar nuh selain dari terjemahan alkitab modern, yang paling dikenal adalah cerita Berosus yang diambil dari kitab Babilonia dan dimasukkan kedalam sejarah yang kemudian digunakan orang Yunani.

Dalam catatan sejarah itu menjelaskan Obartes Elbaratutu telah mati, anaknya Xisuthros (Khasisatra) memerintah selama 18 Sares (sekitar 64,800 tahun) dan dibawah pemerintahannya telah terjadi Banjir Besar yang mirip dengan kisah banjir besar Nuh. Berikut ini saduran sejarah yang diceritakan dalam kitab suci Babilonia. 

Banjir Besar Nuh Versi Legenda Kasdim


"Cronos (Ea) menampakkan diri dalam tidurnya dan mengatakan bahwa pada tanggal 15 bulan Daisios (bulan Assyrian-Sivan). Semua orang akan binasa akibat banjir besar, karena itu dia memerintahkannya lebih awal, pertengahan, dan akhir sebelum terjadi bencana, untuk merahasiakan berita itu kedalam tulisan, serta menguburnya di Kota Sun, Sippara. Kemudian membangun kapal dan memasukkan keluarga dan teman-teman tersayang, menempatkan mereka dalam ketentuan kapal dalam hal makan dan minum. Petunjuk itu memberi gambaran hewan berkaki empat juga harus dimasukkan kedalam perahu. Untuk mempersiapkan segala sesuatu, dalam hal navigasi dan ketika Xisuthros bertanya arah mana yang harus ditempuh, dia mengangkat tangannya dan dijawab sebagai perintah yang tidak bisa ditolak, menuju para Dewa."
Chronos sama dengan Saturnus, dimana Saturnus adalah seorang raja kuno dari Italia, yang jauh anterior sebelum berdirinya Roma yang memperkenalkan peradaban dari beberapa negara lain ke Italia. Chronos mendirikan industri dan ketertiban sosial, memenuhi lahan dengan banyak tanaman dan menciptakan zaman keemasan Italia. Chronos tiba-tiba dipindahkan ke tempat tinggal para dewa, namanya tercatat dalam legenda mitologi dengan sebutan Benua Saturnus yang terletak di Samudera Atlantik dan merupakan kerajaan besar yang menguasai Afrika Utara dan pantai Eropa Mediterania sejauh semenanjung Italia. 

Plato mengisahkannya sebagai wilayah kekuasaan Atlantis, bangsa Romawi menyebut Samudra Atlantik sebagai Chronium Mare (Laut Chronos), dan pilar-pilar Hercules juga disebut sebagai Pilar Chronos. Kerajaan yang dimaksud dalam legenda Kasdim adalah tanah Chronos atau Saturnus, sebuah daratan dikelilingi lautan yang disebut kerajaan Atlantis.
Xisuthros mematuhinya dan membangun sebuah bahtera misterius yang panjangnya 5 Stadia dan luas 5 Stadia. Berdasarkan semua yang telah diwahyukan kepadanya, mulai dari istrinya, anak-anaknya, dan teman-teman terdekatnya. 
Ketika banjir besar datang, dilepaskan beberapa burung dan tidak menemukan makanan maupun daratan, burung itu kembali ke kapal. Beberapa hari kemudian Xisuthros lagi membiarkan burung terbang bebas dan kembali lagi ke kapal, kali ini kaki mereka terlihat berlumpur. Setelah lebih dari tiga kali, burung-burung dilepaskan dan kembali lagi, kemudian Xisuthros memahami bahwa bumi sudah kosong. 

Banjir besar Nuh

Dia membuat sebuah lubang diatap kapal dan menyadari bahwa mereka berada di puncak gunung. Dia turun dengan istrinya, putrinya, dan awak kapal, mereka sujud kepada bumi, mengangkat altar dan ada yang dikorbankan untuk para dewa. Tetapi, pada saat yang sama Xisuthros menghilang bersama orang-orang yang menemaninya.
"Sementara mereka yang masih berada diatas kapal tidak melihat Xisuthros kembali, sehingga memaksa mereka turun dan mulai mencarinya, memanggil keras namanya tapi tak melihat Xisuthros kembali. Suara dari surga terdengar memerintahkan mereka untuk tetap saleh terhadap para dewa, bahwa Xisuthros telah menerima penghargaan atas kesalehan yang telah dilakukannya dan sejak saat itu dia ditempatkan ditengah-tengah para dewa. Bahwa istrinya, anak perempuannya, dan awak kapal mendapatkan kehormatan yang sama. Kemudian, suara selanjutnya mengatakan bahwa mereka harus kembali ke Babilonia, selaras dengan keputusan nasib yang memerintahkan mereka menggali tulisan yang dikubur Xisuthros di Sippara, negara dimana mereka menemukannya disebut Armenia. Setelah mendengar suara para Dewa dan kembali berjalan kaki ke Babilonia. Dengan menggunakan kapal Xisuthros akhirnya mereka berlabuh di Armenia, para sahabat Xisuthros datang ke Babilonia, tulisan itu disebarkan dikota Sippara dan terukir diberbagai kota, mereka membangun candi dan memulihkan Babelonia setelah dihancurkan banjir besar."
Dalam legenda Kasdim, kisah mirip banjir besar Nuh ternyata merupakan kisah yang tertua dalam tradisi, berbeda dari catatan Alkitab. penghancuran utama tampaknya disebabkan oleh hujan, periode hujan yang lebih besar memberikan waktu yang cukup untuk menenggelamkan dunia. Legenda Kasdim juga menceritakan kisah banjir besar telah terjadi hujan selama 7 hari tanpa henti disertai bencana alam lain seperti gempa, angin, dan longsor.

Referensi


The Antediluvian World, by Ignatius Donnelly, 1882. Animals boarding Noah's Ark, image courtesy of of Jacopo Bassano (1510–1592).

Misteri Lubang Putih, Prisma Lyra

Dengan kunci surgawi-nya, Ini kord angkasa, mengukir diatas api, Milik Samian Agung - Aeolian Lyre, Naik ke semua bar tujuh kali lipat, Dari Bumi ke bintang-bintang yang tetap bersinar. 
(Longfellow on Lyra from Occultation of Orion)
Semua kesadaran dan energi pernah menyatu dalam kemurnian, murni menyadari aspek dirinya sendiri tetapi dengan cara berbeda untuk setiap kesadaran individual. Dalam perkembangan hidup di bumi, kehadiran diri mengakui lebih dahulu kemudian diiukuti budaya masyarakat dan akhirnya utuh, apapun yang pernah ada tercipta, melalui Prisma Lyra.

Misteri Lubang Putih, Prisma Lyra


Pemisahan tetap akan dibuat, sumber dari semua ini awalnya adalah ilusi. Ilusi ini merupakan alat yang menyediakan keutuhan dengan semua pelajaran yang diperlukan dan tantangan berpengalaman untuk berintegrasi kembali kepada sumber awal.

Sebelum fragmentasi ini diturunkan dari 'Sumber', maka kemurnian yang berada di oktaf lain merupakan realitas dimensi. Kekuatan pikiran pada tingkat massa seperti mulai menciptakan fragmentasi, ilusi yang tercipta dari fragmentasi akan hilang dimana kesadaran menciptakan sifat ilahi untuk mengingat dan bersatu kembali.

Penciptaan dalam fragmentasi ini atau lebih deskriptif disebut Infusi Dimensi, sebuah awal kemurnian tentang keberadaan yang benar-benar menciptakan realitas. Maka diperlukan perubahan cara pandang, fokus, atau frekuensi, sebagai bagian dari keutuhan. Dan aspek Galaksi Keluarga ikut bertanggung jawab dalam meletakkan cetak biru yang memandu perkembangan mereka.
Apakah pernyataan dalam teks kuno yang menyebutkan 'Kami adalah Tuhan' (Milik Samian Agung) sebenarnya memiliki makna yang layak?
Dalam menanggapi perilaku negatif selalu ada pilihan untuk memperluas kesadaran seseorang. Pengertian lainnya adalah kebijaksanaan dalam menghapus karma, meskipun hal ini mungkin terdengar seperti aturan untuk beberapa jenis sandiwara alam semesta, dimana hasilnya sudah diputuskan. 

Cetak biru menyebutkan materi Ether dihasilkan dan dimasukkan secara universal. Kode materi ini akan memungkinkan bipedal, sebuah bentuk humanoid berbasis karbon menjadi normal yang berkembang secara alami untuk inkarnasi manusia. Kode Ether ada di susunan atom, sementara ilmu pengetahuan saat ini baru mulai belajar untuk menggunakannya. 

Bumi manusia adalah simetris, dengan dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, kemudian tergabung menjadi satu dengan tubuh dan kepala. Hal ini mengisyaratkan bahwa selama perkembangan evolusi dari bentuk humanoid dalam keluarga Galaksi Bumi, polaritas pria dan wanita akan terwujud pada tipe tubuh yang terpisah tetapi bebas, dan berfungsi sebagai pengingat. Dalam rangka menciptakan, polaritas harus selalu terintegrasi, secara luas menyatakan bahwa seorang individu memiliki kecenderungan untuk merasa 'paling nomor satu' ketika bergabung dengan yang lain dalam nuansa kasih sayang.

Infusi Dimensi Prisma Lyra, Proses Penciptaan Alam Semesta


Apa sebenarnya proses Infusi Dimensi? Semua misteri ini pernah ada di konstelasi bintang Lyra yang bisa disebut 'Lubang Putih' atau Prisma Lyra
Dalam melewati seberkas cahaya melalui prisma, satu spektrum cahaya terpecah menjadi tujuh frekuensi warna, sebuah titik fokus cahaya kuat dan berenergi tinggi. Dalam hal ini, menurut terjemahan teks kuno merupakan kelahiran seseorang.
Prisma Lyra

Ketika sebagian dari sumber 'murni' melewati Prisma Lyra atau lubang putih, kesadaran sudah terpecah-pecah menjadi tujuh frekuensi getaran yang mewakili kesadaran massa dari keluarga Galaksi Bumi. Setiap fragmen menjadi sebuah kesadaran dalam frekuensi yang berbeda atau padat. Sementara frekuensi sebelumnya berpengalaman dalam hal integrasi kedalam alam kemurnian seperti cahaya putih.

Ketika bagian 'murni' melewati prisma lyra akan dimanifestasikan sebagai tujuh frekuensi kesadaran. Jiwa individu atau fragmen akan mencari alam semesta yang baru saja tercipta. Infusi Dimensi tidak hanya menciptakan fragmentasi kesadaran tetapi juga menciptakan bintang-bintang, planet, gas, dan molekul yang membentuk realitas fisik. Dan realitas fisik hanya mewakili beberapa frekuensi energi yang muncul dari fragmentasi .

Dalam ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini, materi adalah energi yang dipadatkan dan bergetar pada tingkat tertentu. Setiap aspek alam semesta terdiri dari energi, tetapi dalam teknologi bumi belum menemukan cara untuk mengukur bagian-bagian tertentu dari realitas. Jika teknologi saat ini memiliki kemampuan Prisma Lyra, akan tercipta pintu ruang waktu (Star Gate) tak terbatas, dimana waktu dan dimensi akan terlihat tanpa batas.

Referensi

  • Krupp, E.C. Echoes of the Ancient Skies: The Astronomy of Lost Civilizations. New American Library, 1983. 
  • Anka, Darryl. The New Metaphysics. Light and Sound Communications, 1986. 
  • Lightwave International - Pink Floyd Laser prism for Roger Waters' 2008, image courtesy of Wikimedia Commons.
  • Prism of Lyra, An Exploration Of Human Galactic Heritage, by Lyssa Royal and Keith Priest, 1992.

Nabi Idris, Ilmuwan Pengubah Peradaban Dunia

Yunani kuno menyebutnya Hermes Trismegistus, juga dikenal sebagai Nabi Idris, ilmuwan menggambarkan Idris sebagai Henokh (Enoch) yang membangun piramida perama dunia dan kota canggih peradaban kuno, membawa Kitab Enoch dan menyebarkan kebijakan. Menurut tradisi Yunani kuno, Hermes adalah Dewa pembawa pesan, lahir di Gunung Kellina Arkadia, seorang anak Zeus dan Maia dan merupakan salah satu Dewa Olimpus. Dia dianggap Dewa pembawa pesan yang bertugas mengantarkan pesan dari para Dewa Olimpus kepada manusia. 

Dimulai dari mitologi kuno meceritakan kisah Thoth dan Osiris di Mesir, Quetzacoatal dan Viracocha di Benua Amerika, dan tradisi seluruh dunia telah memperkenalkan asal-usul peradaban kuno yang sampai saat ini masih menjadi misteri. Siapakah Nabi Idris sebenarnya yang dikenal seluruh dunia dengan berbagai sebutan?

Nabi Idris, Ilmuwan Pengubah Peradaban Dunia 


Sedikit bukti ditemukan di dunia yang menunjukkan bahwa orang-orang terdahulu pernah selamat dari peradaban sebelumnya. Seperti bangunan yang mirip dengan bunker nuklir dan fasilitas penelitian rahasia peradaban kuno, ada sosok yang digambarkan hidup dibawah tanah. Mereka disebut sebagai 'Pradiluvian Patriarch' seperti Idris dan Metusalah yang disebutkan dalam Kitab Genesis.

Spekulasi ruang tersembunyi dibawah kaki kiri Sphinx, kisah legendaris menyebutkan adanya 'Kota Para Dewa' berada tepat dibawahnya. Sebuah kota yang lengkap dengan saluran air bawah tanah hidrolik, sebuah ruang besar dilengkapi patung-patung yang sangat besar. Sebuah teknologi yang mampu menciptakan sebuah kota bawah tanah yang luas, dimana Sphinx dan Piramida Mesir hanya sebagai penanda dipermukaan. 

Semua ini berkaitan dengan seorang imam sekaligus ilmuwan besar bernama Henokh (Idris) yang dikaitkan dengan pembangunan kompleks Piramida Besar Giza. Sebuah ilmu spiritual, ilmu yang menggambarkan tangga genetik ke bintang-bintang, dia seorang 'Prediluvian Patriach' yang tercatat dalam Alkitab sebagai arsitek legendaris dari Sion 'City of Yahweh', serta penemu alfabet dan kalender. 
Idris juga dianggap sebagai astronot pertama dalam sejarah yang telah menjajaki langit dan telah melihat rahasia bumi dan langit. Dia dikenal sebagai Thoth dikalangan orang-orang Mesir dan orang-orang Yunani menyebutnya sebagai Hermes. Idris (Henokh) juga ada dalam tradisi Celtic yang dikenal sebagai Merlin sang penyihir misterius yang menghilang di pohon apel dalam kisah mitis Avalon, dan mencari rahasia keabadian dan bersumpah untuk kembali.
Salah satu upaya mencari keabadian bagaimana menjadi seperti Dewa, Idris berjanji untuk kembali diakhir waktu dengan membaawa kunci gerbang dari tanah suci. Dalam catatan kontroversial 'Dead Sea Scrolls' dia menggambarkan peradaban menakjubkan di masa lalu yang menyalahgunakan kunci pengetahuan tingkat tinggi dan manusia tidak dapat menyelamatkan diri dari bencana terakhir. Kiasan itu menyebutkan bahwa mereka telah kehilangan sebuah 'Kunci' sekalgus kehilangan semua pengetahuan canggih.

Nabi Idris

Kisah Nabi Idris atau Henokh, juga ada dalam legenda Quetzacoatal dari suku Maya, disebutkan bahwa dia berjanji mengembalikan pengetahuan tertinggi di akhir zaman. Alkitab, teks kuno, menggambarkan bukan hanya teknologi canggih tetapi juga jalur evolusi diluar batas kemampuan manusia saat ini.

Penelitian ilmiah disitus Piramida Mesir yang menjadi kunci peradaban dunia mengungkapkan peradaban kuno telah menjadi struktur canggih harmonik. Tidak hanya mencerminkan posisi planet-planet dan sistem bintang, tetapi telah dirancang untuk meniru 'Cakra dan Rongga Harmonik' dari tubuh manusia. Bahkan masing-masing batu didalam Piramida Besar Mesir disetel ke frekuensi tertentu atau nada musik, berdasarkan frekuensi detak jantung manusia.

Pengetahuan yang hilang mengungkapkan bahasa awal sebagai 'Bahasa Cahaya' yang dikenal sebagai 'Hiburu', bahasa awal yang diperkenalkan peradaban awal. Bahasa ini merupakan bentuk bahasa alami Ibrani paling kuno, bentuk-bentuk abjad dari pola gelombang otak. Hiburu adalah bahasa harmonik yang meniru sifat gelombang cahaya, yang menjadi kunci getaran matriks dan realitas mitis kekuatan dunia. 

Pengetahuan yang dibawa Idris menjelaskan persamaan sonic dan dikodekan dalam mantra kuno dan nama Dewa. Kunci pengetahuan ini mampu secara langsung mempengaruhi sistem saraf dan menghasilkan efek mendalam ketika penyembuhan dan alam kesadaran yang lebih tinggi. 
"Jika ingin berbicara dengan para dewa, maka kau harus belajar bahasa para Dewa".

Pengetahuan Tingkat Tinggi Nabi Idris Kembali Di Akhir Zaman?


DNA disebutkan dalam teks kuno digambarkan sebagai 'Pohon Kehidupan' dalam Kitab Taurat. Banyak ilmuwan modern menganggap DNA membentuk konfigurasi gelombang, dapat dimodifikasi melalui cahaya, radiasi, medan magnet atau gelombang sonic. Warisan pengetahuan Nabi Idris, Thoth, ataupun Henokh telah menunjukkan Bahasa Cahaya yang benar-benar bisa mempengaruhi DNA.

Bukti di Mesir menunjukkan adanya percobaan genetik, pencarian keabadian dan eksplorasi bintang. Peradaban Mesir kuno tidak terpaku pada masalah akhirat seperti yang diduga oleh penerjemah awal, tetapi berfokus pada menciptakan jenis yang lebih tinggi dari manusia. Seiring dengan banyak kebudayaan kuno, mereka percaya DNA manusia berasal dari laur dan ditakdirkan untuk kembali. Hal ini juga didasarkan pada penciptaan Adam dan Hawa yang diciptakan bukan di Bumi.

Catatan mesir kuno menceritakan adanya pendatang luar yang terkadang seperti mengikuti perjalanan Idris. Sosok yang disebut seperti Dewa (The Great Eye of Orion), meskipun makhluk semi- ilahi berasal dari tingkat kesadaran tinggi karena teks kuno menyebut '....seperti Dewa'. Menurut legenda, makhluk tersebut seharusnya kembali secara teratur pada awal dan akhir siklus waktu 13000 tahun. 

Menurut kalender batu Piramida Besar menggambarkan siklus Phoenix yang berasal dari orbit galaksi Bima Sakti. Diperkirakan sudah berakhir pada tahun 2012 Masehi. Phoenix diambil dari kata Yunani, bahasa awal berasal dari Mesir (PA- HANOK) yang artinya 'Rumah Idris'. Pengetahuan Idris telah membuat perubahan dahsyat dalam evolusi untuk mempercepat kehidupan manusia ke tahap evolusi berikutnya sebelum terjadinya banjir besar Nuh. Sehingga evolusi manusia lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya. 
Penemuan di Mesir menjelaskan keberadaan sistem kuil piramida di seluruh dunia pada masa prasejarah. Piramida Mesir seperti antena  meridian yang memancarkan energi utama, bangunan yang dipekerjakan oleh para imam dan ilmuwan kuno sebagai sistem musik untuk menstabilkan lempeng tektonik Bumi, salah satu pengetahuan mengendalikan geologi sebagai senjata terdahsyat dan terbaik.

Referensi


  • The Keys Of Enoch, by J.J.Hurtak. Library of Congress
  • The Great Pyramid, by Peter Lemesurier
  • God took Enoch, image courtesy of Gerard Hoet (1648–1733)